banner atas

𝐭𝐨𝐣𝐨𝐮𝐧𝐚𝐮𝐧𝐚.𝐠𝐨.𝐢𝐝, Luwuk - Bupati Tojo Una-Una, Ilham Lawidu, menghadiri Rapat Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden bersama para Bupati dan Wali Kota se-Sulawesi Tengah di Hotel Estrella, Luwuk, Kabupaten Banggai, Senin (17/11/2025). Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, dan turut dihadiri unsur Forkopimda Provinsi, antara lain Kepala Kanwil BPN Sulteng Muhammad Naim, Kapolda Sulteng Irjen Pol Endi Sutendi, Kepala Kejati Sulteng Nuzul Rahmat, Kasdam XXIII/Palaka Wira Brigjen TNI Agus Sasmita, serta sejumlah pimpinan instansi teknis terkait program gizi dan ketahanan pangan.

Dalam sambutannya, Gubernur Anwar menegaskan bahwa rakor ini merupakan momentum penting untuk mengevaluasi sekaligus memperkuat implementasi program prioritas nasional Asta Cita di seluruh daerah. Ia menekankan bahwa kebijakan efisiensi anggaran pusat pada 2026 tidak boleh dimaknai sebagai sinyal krisis, melainkan strategi untuk memastikan belanja negara lebih tepat sasaran dan menyentuh kebutuhan dasar masyarakat.

“Pemangkasan anggaran bukan sinyal bahaya. Ini strategi agar belanja negara fokus pada kebutuhan prioritas. Daerah harus cerdas menangkap peluang itu,” tegasnya.

Gubernur Anwar menjelaskan bahwa meski dana transfer ke daerah (TKD) diproyeksikan turun hampir 40 persen, anggaran kementerian/lembaga justru meningkat dua kali lipat untuk mempercepat realisasi program Asta Cita. Karena itu, ia mendorong kepala daerah, termasuk Bupati Tojo Una-Una, untuk merancang program yang kreatif, tepat sasaran, dan selaras dengan prioritas nasional agar mendapat dukungan pendanaan lebih besar.

Ia juga meminta pemerintah kabupaten/kota mempercepat pelaksanaan program pro rakyat, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, pemeriksaan kesehatan gratis, Koperasi Merah Putih, serta penguatan ketahanan pangan. Gubernur menargetkan seluruh sekolah di Sulawesi Tengah sudah terlayani program MBG pada 2026, karena selain meningkatkan kualitas peserta didik, program tersebut juga mendorong ekonomi lokal melalui rantai pasok pangan daerah.

Pada kesempatan itu, Pemprov Sulteng bersama BPN menandatangani MoU sinkronisasi data spasial dan tekstual sebagai langkah menuju kebijakan satu peta pertanahan. Upaya ini diharapkan memperkuat tata kelola pertanahan, mempermudah penyelesaian sengketa, serta membantu kabupaten/kota termasuk Tojo Una-Una dalam pemetaan objek pajak secara lebih akurat dan transparan.

Rakor kemudian berlanjut dengan pemaparan capaian kepala daerah. Bupati Ilham Lawidu memaparkan perkembangan pelaksanaan program Asta Cita di wilayahnya. Dalam program MBG, Tojo Una-Una telah mencapai 42 persen implementasi di enam kecamatan. Namun, kendala masih ditemui di wilayah kepulauan dan desa-desa yang sulit dijangkau.

“Membangun dapurnya mudah, tetapi akses mengantar makanannya yang susah karena jalannya belum sesuai dengan harapan,” ujarnya.

Di sektor kesehatan, Bupati Ilham melaporkan bahwa Tojo Una-Una telah mencapai Universal Health Coverage (UHC) sebesar 98,56 persen. Untuk pemeriksaan kesehatan gratis, sebanyak 15.016 warga telah mendaftar dengan capaian 99,8 persen. Sementara itu, di sekolah-sekolah tercatat 23 ribu peserta didik telah terdaftar dengan capaian 98 persen. Ia juga menegaskan bahwa seluruh desa dan kelurahan telah terdaftar dalam program Koperasi Merah Putih per Oktober 2025, yaitu 110 desa dan 12 kelurahan. Namun, kendala utama terletak pada ketersediaan lahan yang strategis.

“Rata-rata desa hanya memiliki lahan kebun yang tidak memungkinkan untuk pembangunan koperasi,” ungkapnya.

Terkait Sekolah Rakyat, Bupati menjelaskan bahwa program tersebut telah berjalan selama tiga bulan, dengan satu rombongan belajar (rombel) di tingkat SD, dua rombel di SMP, dan satu rombel di SMA, dengan total 100 siswa. Sementara dalam penguatan ketahanan pangan, pemerintah daerah telah menyiapkan lahan seluas 1.350 hektare, dengan alokasi 350 hektare pada tahun ini dan 19 hektare yang telah selesai digarap bersama TNI.

Ilham Lawidu juga menyoroti persoalan kemiskinan di Tojo Una-Una, salah satunya karena masih adanya warga yang memilih tinggal di kawasan hutan dan enggan pindah ke permukiman yang telah disiapkan pemerintah karena alasan adat.

“Kami sudah siapkan tempat tinggal dan mengajak mereka, tetapi karena adat istiadat yang kuat, mereka belum mau menempati tempat yang kami sediakan,” jelasnya.

Ia turut menyinggung harga kebutuhan pokok yang jauh lebih tinggi di enam kecamatan kepulauan dibanding wilayah daratan, sehingga membebani ekonomi masyarakat. Meski begitu, ia optimistis bahwa pembangunan infrastruktur yang terus digenjot akan menjadi kunci untuk menurunkan angka kemiskinan.

“Kami yakin, kalau infrastruktur jalan selesai, insyaAllah Touna akan keluar dari kemiskinan,” ujarnya.

Bupati Ilham juga menekankan pentingnya penataan ulang penguasaan lahan hutan yang kini dikelola sejumlah perusahaan. Menurutnya, jika lahan tersebut dapat dikembalikan kepada pemerintah daerah, Tojo Una-Una berpeluang tumbuh lebih cepat.

“Saat ini banyak lahan hutan dikuasai perusahaan. Kalau hutan itu menjadi milik pemerintah daerah, saya yakin Touna bisa keluar dari kemiskinan. Kami akan menyurat ke gubernur dan pemerintah pusat untuk meminta pencabutan izin-izin perusahaan yang menguasai lahan tersebut,” tegasnya.

Seluruh hasil evaluasi kabupaten/kota akan dihimpun dan disampaikan Gubernur Anwar Hafid kepada Presiden Prabowo Subianto sebagai laporan resmi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Pertemuan ini sekaligus menegaskan komitmen Sulawesi Tengah untuk bergerak dalam satu irama dan menjadikan provinsi ini sebagai salah satu daerah dengan capaian Asta Cita terbaik pada 2026.

 

Foto : DKISP Kabupaten Banggai

Sumber rilis : Dinas Kominfo Kabupaten Tojo Una-Una